Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renegade Immortal Eps 79 Sub Indo Terbaru di Minggu Ini

Jika sahabat siliputers termasuk penggemar berat donghua renegade immortal, ada kabar baik untuk Anda. Episode 79 dengan subtitle Indonesia untuk minggu ini, yakni di hari minggu, 09 maret 2025 akhirnya di rilis yang mana dalam donghua satu ini dapat membawa kita ke petualangan epik Wang Lin dalam perjalanan-nya menuju keabadian.

Video Renegade Immortal Eps 79

Dengan alur cerita yang semakin menegangkan juga dengan pertarungan yang tak terduga, renegade immortal eps 79 terbaru ini di pastikan akan memanjakan para penonton yang sudah menantikannya.

Di episode renegade immortal 79 kali ini, Wang Lin menghadapi tantangan baru yang menguji kekuatan-nya serta kecerdasannya dalam dunia kulitivasi yang keras.

Lalu, akankah ia berhasil mengatasi rintangan yang ada atau justru musuh-musuhnya semakin kuat yang akan mengancam perjalannya menuju keabadian.

So, yang penasaran bagaimana dengan alur cerita renegede immortal eps 79 yang sebenarnya, mending kita langsung tonton video lengkapnya pada video diatas atau bisa membaca lebih dulu alur ceritanya, sebagai berikut.

Alur Cerita Renegade Immortal Episode 79

renegade immortal eps 79

Jadi begini brow, alur cerita renegade immortal untuk episode 79 ini yang merupakan lanjutan dari episode 78 sebelumnya..!!! Namun sebelum itu, Jika belum menonton epsiode 78 sebelumnya, sebaiknya tonton dulu agar alur ceritanya nyambung.

Singkat cerita, Wang Lin dan lelaki tua Hu bergegas menuju Pohon Reinkarnasi. Karena jarak mereka sangat dekat, keduanya tiba bersamaan di bawah pohon itu. Wang Lin dengan cepat mengambil satu buah, sementara lelaki tua Hu mengambil dua buah dengan masing-masing tangannya, lalu segera mundur dengan waspada terhadap Wang Lin.

Tanpa ragu, Wang Lin memukul Pohon Reinkarnasi dengan tangannya hingga patah di pangkalnya. Dia kemudian mengangkat pohon itu ke bahunya dan melambaikan tangannya, mengembalikan bendera larangannya. Setelah itu, ia segera melarikan diri, sementara lelaki tua Hu juga kabur ke arah yang berlawanan.

Di sisi lain, Kiushiping telah membuka matanya. Ia menggertakkan gigi dan segera mengejar Wang Lin. Semua ini terjadi bersamaan dengan hilangnya kabut hitam. Hampir seketika, tiga orang itu menyerbu keluar, tetapi orang-orang biadab segera menghadang mereka.

Seorang pria kekar langsung menghalangi jalan Wang Lin, sementara seorang wanita tua mengejar lelaki tua Hu. Enam dukun daun lainnya menargetkan Kiushiping, membuatnya merasa seperti dikunci oleh binatang buas. Tak lama kemudian, kekuatan misterius menyelimutinya, membuatnya tidak bisa bergerak. Ia melihat keenam dukun itu menyeringai sebelum pandangannya menggelap dan ia kehilangan kesadaran. Di dahinya muncul tato misterius yang terus tumbuh.

pria kekar bertato yang menghadang wanglin
pria kekar bertato yang menghalangi wanglin

Saat berhadapan dengan pria kekar yang menghalanginya, ekspresi Wang Lin tampak muram. Dia segera mengeluarkan pedang surgawi dan mengayunkannya. Pria kekar itu tertawa, menangkis serangan dengan tangannya, tetapi tangannya terbelah hingga tulang-tulangnya terlihat. Namun, ia tetap bersemangat bertarung dan segera menyerang Wang Lin lagi.

Wang Lin merasa ada sesuatu yang aneh. Dari gelombang kejut pedang surgawi, ia hampir yakin bahwa pria itu bukan seorang dukun, melainkan prajurit yang belum pernah muncul sebelumnya. Seorang dukun seharusnya tidak mampu menahan hantaman pedang surgawi hanya dengan tinjunya.

kiushipping renegade immortal
kiushipping renegade immortal

Saat Wang Lin mundur, ia melihat tato di dahi Kiushiping. Ekspresinya berubah, dan tanpa ragu, ia mengambil tas penyimpanan Kiushiping lalu melarikan diri tanpa menoleh. Pria kekar itu meraung dan mengejarnya. Beberapa dukun lain mencoba menghalangi Wang Lin, tetapi dengan niat membunuh yang membara, ia mengayunkan pedang surgawinya secara horizontal, menebas dua orang biadab hingga terbelah dua.

Orang-orang biadab lainnya tertegun melihat itu, memberi Wang Lin kesempatan untuk menerobos. Pria kekar yang mengejarnya semakin murka dan mempercepat langkahnya. Dalam sekejap, mereka berdua menghilang di balik cakrawala.

Sementara itu, dukun enam daun yang baru saja selesai memurnikan Kiushiping mengalihkan pandangannya ke lelaki tua Hu, yang tengah bertarung dengan wanita tua. Ia menjilat bibirnya, menatap tas penyimpanan lelaki tua Hu yang memancarkan cahaya kuning.

Wang Lin memanggul Pohon Reinkarnasi di pundaknya. Pohon itu sangat aneh, karena tidak bisa dimasukkan ke dalam tas penyimpanannya. Sementara buah reinkarnasi ada di dalam tasnya, cahaya kuning mencolok dari pohon itu menarik perhatian pria kekar yang terus mengejarnya.

Pria kekar itu menatap punggung Wang Lin dengan semangat bertarung yang membara. Ia berkata dalam bahasa yang dimengerti Wang Lin, "Orang luar, kau tidak akan bisa lolos! Bagaimana kalau kita bertarung?"

Mata Wang Lin dipenuhi niat membunuh. Ia menyentuh gelang di pergelangannya, mengayunkan pedang surgawi ke arah pria kekar, dan berkata, "Baiklah, aku akan bertarung denganmu!"

Pria kekar itu tertawa. Bukannya menghindar, ia justru menangkis pedang dengan kedua lengannya. Suara dentuman keras terdengar. Dagingnya terpotong, tetapi tulangnya tetap utuh. Semangat bertarungnya semakin meningkat.

"Aku adalah prajurit enam daun!" serunya. Tatapan Wang Lin menjadi dingin. Ia berkata, "Aku, Wang Lin, seorang kultivator Formasi Jiwa!"

Keduanya saling menyerang. Ledakan energi memenuhi udara. Pedang surgawi dan pukulan pria kekar saling beradu, menciptakan bentrokan dahsyat yang mengguncang sekeliling mereka.

kereta perang wang lin
kereta perang wang lin

Dia bergerak dan mengayunkan pedang surgawi itu. Ledakan lain terjadi sejauh tiga puluh kaki, menjatuhkan tangan Chimo.

Dia memaksa dirinya untuk berhenti sebelum menyerang kereta perang itu. Lagi, Wang Lin mengayunkan pedang surgawi itu. Kali ini, dia tidak berhenti setelah satu ayunan dan terus mengayunkannya.

Dia mengayunkan pedang surgawi itu sepuluh kali. Tubuh Chimo terbanting ke belakang, dan dadanya terdapat luka yang cukup dalam hingga memperlihatkan tulang-tulang di bawahnya. Beberapa retakan bahkan mulai muncul di tulang-tulang dekat dadanya. Namun, retakan itu cepat sembuh saat tato-tato itu muncul.

Teriakan Shuliguo keluar dari dalam pedang surgawi. Shuliguo dan para jiwa pengembara tidak dapat sepenuhnya mengendalikan pedang surgawi. Jika digunakan terlalu banyak, mereka akan menghilang.

Setelah Wang Lin mendengar teriakan Shuliguo, dia berhenti menggunakan pedang surgawi. Pada saat ini, roh binatang itu telah selesai menyerap cahaya hitam dari paku-paku itu. Akibatnya, tubuhnya menjadi lebih gemuk.

Rantai yang mengikat binatang itu tiba-tiba lenyap, dan sebuah kekuatan penghancur surga keluar dari kereta perang dan memasuki roh binatang itu.

Roh binatang itu meraung dan meninggalkan kereta perang. Kereta perang itu bergerak sangat cepat sehingga bahkan Wang Lin tidak dapat melihatnya dengan jelas. Kereta perang itu tiba sebelum Chimo.

Chimo ketakutan dan ingin melarikan diri, tetapi perbedaan kecepatannya terlalu besar. Tubuh roh binatang buas ini dipenuhi dengan kekuatan penghancur saat ia menyerang Chimo.

Wang Lin melihat bahwa setelah binatang buas itu menyerang Chimo, ada jiwa di dalam mulutnya yang besar. Jiwa itu tampak seperti Chimo. Retakan muncul di tubuhnya dan perlahan meluas ke seluruh tubuhnya. Kemudian, seluruh tubuhnya berubah menjadi debu dan menghilang. Roh binatang itu menelan jiwa dan berbalik ke arah Wang Lin.

Meskipun binatang itu dikendalikan oleh perangkap binatang, ia masih sangat bermusuhan. Bagaimana mungkin ia mau dikendalikan oleh Wang Lin? Wang Lin tetap tenang saat binatang buas itu melompat ke arahnya.

Dia membuat segel dan mengirimkannya ke kereta perang. Rantai segera melesat keluar dari kereta dan mengunci roh binatang buas itu. Binatang roh itu mulai memberontak, tidak mau menyerah.

Namun, rantai itu tampaknya dipenuhi dengan kekuatan yang sangat besar. Perlahan-lahan, mereka menyeret roh binatang itu kembali ke kereta perang.

Roh binatang itu terus berjuang dengan sia-sia saat ia diseret kembali ke kereta perang. Saat berada di dekat kereta perang, tubuhnya mulai menyusut hingga menghilang ke dalam kereta perang.

Kereta perang itu berubah kembali menjadi perangkap binatang dengan keras dan terbang menuju Wang Lin. Mata Wang Lin berbinar. Dia mengeluarkan batu roh berkualitas tinggi dengan satu tangan dan mengulurkan tangan lainnya untuk menerima perangkap binatang buas.

Saat perangkap itu mendarat di pergelangan tangannya, perangkap itu mulai menyedot energi spiritualnya. Dengan batu roh berkualitas tinggi di tangannya, Wang Lin terbang cepat.

Kecepatannya tidak cepat. Saat terbang, ia mengarahkan daya hisap dari perangkap binatang ke batu roh berkualitas tinggi. Proses ini berlangsung sangat lama sebelum daya hisapnya perlahan melemah. "Kekuatan kereta perang pembunuh dewa berada di luar imajinasiku. Sungguh layak disebut harta surgawi. Namun, roh binatang itu terlalu ganas."

Wang Lin menyadari bahwa perangkap binatang yang digunakannya hanya bisa menunda ancaman sementara, tetapi biayanya sangat tinggi. Setiap kali digunakan, ia harus mengisi ulang energi spiritual dengan batu roh berkualitas tinggi.

Saat angin menerpa wajahnya, Wang Lin merenung. Lantai tiga sangat berbahaya, dan ia harus segera pergi. Ia masih teringat kata-kata orang biadab di lantai dua tentang seorang dukun berdaun tujuh yang setara dengan kultivator transformasi jiwa—kekuatan yang belum bisa ia lawan.

Ia bertanya-tanya apakah Kereta Perang Pembunuh Dewa mampu mengalahkan seorang kultivator transformasi jiwa. Perbedaan antara pembentukan jiwa dan transformasi jiwa bukan sekadar angka, melainkan perubahan kualitas—energi spiritualnya telah beralih menjadi energi spiritual surgawi.

Namun, ada yang aneh. Saat keributan terjadi di bawah Pohon Reinkarnasi, tak ada dukun berdaun tujuh yang muncul. Wang Lin mempercepat terbangnya, membawa Pohon Reinkarnasi.

Ia mencoba memasukkannya ke dalam kantong penyimpanan, tetapi hanya potongan kecil yang bisa masuk. Tanpa membuang waktu, ia memotong pohon itu menjadi beberapa bagian dan menyimpannya.

Waktu berjalan lambat, tetapi Wang Lin akhirnya melihat pintu keluar lantai tiga. Tepat saat ia akan pergi, suara batuk terdengar. Seorang lelaki tua bertato, dengan tubuh bungkuk, muncul perlahan.

Tanpa ragu, Wang Lin menyerbu menuju lantai dua. Namun, lelaki tua itu menyentuh gelang tulangnya dan langsung mengejarnya.

Saat tiba di lantai dua, Wang Lin tanpa pikir panjang masuk ke dalam Manik Penantang Surga untuk bersembunyi. Ia tahu bahwa melawan dukun berdaun tujuh hanya akan berujung pada kematian.

Setengah bulan berlalu. Banyak yang tewas atau menghilang, dan hanya sedikit yang tersisa dari kelompok mereka. Wang Lin muncul kembali di lantai dua, segera meningkatkan kecepatannya ke batas maksimal. Ia tak peduli apa pun selain melarikan diri.

Bendera itu melepaskan banyak naga yang terbuat dari gas larangan dan menyerbu ke arah lelaki tua itu. Pada saat yang sama, pedang surgawi muncul di tangan Wang Lin dan dia menebaskannya ke arah lelaki tua itu.

Lelaki tua itu mengangkat alisnya dan menunjuk ke depan. Tato-tato di tubuhnya bergerak dengan cara yang aneh. Tak lama kemudian, sebuah tato muncul di ujung jarinya dan terlempar dengan sekali jentikan.

Saat tato itu muncul, tato tersebut terbagi menjadi tato-tato yang lebih kecil dan terbang ke arah naga-naga itu. Mengenai energi pedang, lelaki itu menciptakan tato lain yang bertabrakan dengan energi pedang tersebut.

Energi pedang meninggalkan bekas merah di jari lelaki tua itu. Dia melihatnya dan berkata, "Tidak buruk. Pedang itu juga seharusnya menjadi harta yang berharga."

Wang Lin merasa kulit kepalanya mati rasa. Bendera larangan tidak berguna, pedang surgawi tidak berguna, dan bahkan kereta perang pembunuh dewa tidak berguna melawan lelaki tua itu.

Tatapan matanya menjadi lebih dingin saat dia mengeluarkan bendera larangan lain dari tasnya. Dia membuat tanda larangan di tangannya dan menatap lelaki tua itu.

Orang tua itu menatap bendera larangan itu dan menggelengkan kepalanya. "Kau benar-benar punya banyak harta karun. Aku yakin kau pasti murid langsung dari sekte besar di atas sana. Ada tekanan surga pada benda itu. Aku percaya bahwa begitu kau meletakkan larangan terakhir di sana, benda itu akan memanggil apa yang kalian para kultivator sebut balasan Ilahi.

Jika kita berada di permukaan, itu mungkin akan menyakitiku, tetapi ini adalah makam abadi, dunia yang berbeda. Balasan Ilahi tidak dapat menjangkau kita di sini."

Dengan itu, orang tua itu mengulurkan tangannya lagi. Kali ini, dia tidak bergerak terlalu cepat, tetapi dia menggunakan lebih banyak kekuatan daripada sebelumnya. Suara bergerak terdengar di sekitar Wang Lin, dan bahkan retakan spasial pun muncul.

Rasanya daerah ini akan runtuh. Mata Wang Lin berbinar. Setelah dia menyingkirkan bendera larangan, satu benda lagi muncul di tangannya.

Benda ini adalah sebuah gulungan. Saat gulungan yang tampak biasa itu muncul di tangan Wang Lin, lelaki tua yang ekspresinya tidak berubah sama sekali tiba-tiba menjadi serius, dan tangannya tanpa sadar terhenti.

Dengan jeda ini, Wang Lin merasakan kekuatan di sekelilingnya mengendur. Wang Lin tidak ragu-ragu dan segera berteleportasi.

Wang Lin diam-diam menghela napas. Meskipun dia telah menyempurnakan gulungan itu sejak lama, dia masih tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.

Sebelumnya, dia benar-benar tidak punya cara lain untuk menghadapi lelaki tua itu, yang membuatnya mengeluarkan gulungan itu untuk digunakan, disobek, atau dibuang.

Namun, lelaki tua itu berhenti sejenak saat melihat gulungan itu, yang menyebabkan Wang Lin mengubah rencananya. Dia memanfaatkan jeda itu untuk melarikan diri dengan cepat.

Terowongan ke lantai pertama telah diblokir, jadi hanya ada satu jalan lain yang tersisa. Meskipun juga sangat berbahaya, itu lebih baik daripada menunggu di sini untuk mati.

Wang Lin mengayunkan pedang surgawi ke udara, dan sebuah celah spasial tiba-tiba muncul di tempat pedang itu berayun. Bagian dalamnya gelap gulita, seperti mulut pemakan manusia. Saat celah spasial itu muncul, celah tersebut mulai mengecil.

Wang Lin dengan cepat memasuki celah itu. Saat dia masuk, lelaki tua itu tiba. Lelaki tua itu mendengus dan melangkah masuk ke dalam celah untuk terus mengejar Wang Lin. Saat Wang Lin memasuki celah itu, angin kencang menghantam tubuhnya.

Ada banyak sekali organisme kecil di dalam angin itu, dan saat mereka menghantam tubuhnya, dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Bahkan jiwa asalnya berkedip-kedip seperti api yang ditiup angin.

Meskipun dia tahu bahaya dari celah spasial, Wang Lin tetap terkejut dalam hatinya.

Namun, bahaya sebenarnya adalah tersesat di dalam kehampaan. Tidak dapat menemukan jalan keluar. Di dalam kekosongan ini ada angin dingin yang dapat memadamkan jiwa asal. Tempat ini benar-benar gelap. Dia tidak dapat melihat apa pun dengan jelas. Angin dingin semakin kencang.

Wang Lin dengan cepat menepuk tasnya dan kompas bintang pun muncul. Ia duduk di atas kompas bintang dan dengan cepat terbang menjauh sambil menggunakan energi spiritualnya untuk mengusir udara dingin yang telah memasuki tubuhnya. Inilah alasannya mengapa ia memasuki spasial. Hanya di dalam kehampaan ia dapat menggunakan kompas bintang. Ini adalah satu-satunya caranya untuk bergerak lebih cepat daripada lelaki tua itu dan lolos dari kejarannya.

Lelaki tua itu memasuki celah itu. Ia melambaikan tangannya, dan sebuah tato muncul di celah itu untuk mencegahnya menutup. Orang tua itu bergumam pada dirinya sendiri. Gulungan itu sangat mirip dengan harta karun suci kelanku di lantai sebelas.

Orang tua itu merenung sejenak dan terus mengejar. Duduk di atas kompas, Wang Lin sepenuhnya fokus mengendalikannya. Ia bergerak sangat cepat dan tidak menemukan makhluk hidup apa pun di jalannya. Tempat ini seperti kehampaan hitam yang tak berujung. Ini jelas berbeda dari kekosongan yang biasa ia rasakan.

Rasa bahaya dari belakangnya masih ada. Lelaki tua itu jelas masih mengejarnya. Ekspresi Wang Lin muram saat dia mengendalikan kompas bintang untuk bergerak pada batasnya. Lelaki tua itu berjalan melewati dengan tangan di belakang punggungnya

Dia akan melewati jarak yang sangat jauh setiap kali dia melangkah, tetapi dia masih tidak dapat mengejar Wang Lin. Dia sangat terkejut dan berpikir bahwa junior ini benar-benar memiliki banyak harta berharga yang berguna dalam berbagai situasi. Dia percaya bahwa Wang Lin adalah junior yang penting di permukaan. Keinginannya untuk menjadikan Wang Lin sebagai boneka tatonya menjadi semakin kuat.

Kekosongan ini sangat aneh. Semakin Wang Lin terbang, semakin kuat perasaan ini. Dalam beberapa hari terakhir, dia tidak melihat apa pun, bahkan tidak ada sedikit pun energi spiritual di sini. Dia tidak bisa terus seperti ini.

Matanya tiba-tiba menjadi dingin dan dia membuang perangkap binatang buas. Kereta perang muncul di kompas bintang. Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Dia menciptakan segel dan mengirimkannya ke kereta perang. Roh binatang itu tiba-tiba muncul di samping kereta perang. Karena Wang Lin sangat dekat, roh bin itu segera mencoba melahapnya.

Namun, Wang Lin sudah siap. Dia membisikkan sesuatu dengan lembut dan rantai dari kereta perang itu menarik roh binatang itu kembali. Roh binatang itu terus meraung sambil melotot kejam ke arah Wang Lin.

Wang Lin mengangkat kepalanya untuk melihat roh binatang itu dan membuat segel lagi. Tak lama kemudian, paku-paku pada kereta perang itu mulai memancarkan cahaya hitam. Wang Lin berbalik dan fokus pada kompas bintang.

Ia tahu bahwa kereta perang itu butuh waktu untuk diaktifkan. Berdasarkan pengalamannya sebelumnya, waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan kereta perang itu hampir sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk membakar sebatang dupa.

Tak lama kemudian, waktu berlalu dan roh binatang itu selesai menyerap cahaya hitam dari paku-paku itu. Binatang itu tumbuh lebih besar. Selama waktu itu, binatang itu mencoba melahap Wang Lin berkali-kali, tetapi tertahan oleh rantai itu.

Akhirnya, setelah kereta perang sepenuhnya aktif, mata Wang Lin berbinar dan kompas bintang berhenti. Orang tua itu menyadari bahwa Wang Lin telah berhenti bergerak dan segera mempercepat langkahnya.

teto di dahi wanglin

Pada saat yang sama, kekuatan jiwa yang kuat menyebar. Ketika Wang Lin menyadari lelaki tua itu memasuki jangkauan indera ilahinya, ia mengirimkan segel ke kereta perang. Rantai pada roh binatang itu tiba-tiba menghilang, tetapi rantai antara roh binatang itu dan Wang Lin masih ada.

Binatang itu menatap tajam ke arah lelaki tua yang bungkuk itu. Binatang itu ingin melahap segalanya. Baru setelah itu ia bisa melampiaskan amarahnya. Ekspresi lelaki tua itu langsung berubah dan dia berhenti.

Dia segera menyentuh tato-tato di tubuhnya dan kemudian semuanya tiba-tiba terbang dan melayang tiga inci di atas kulitnya. Pada saat itu, roh binatang itu tiba. Ia melompat ke arah lelaki tua itu dan meraung.

Tetapi berhenti tiga inci dari lelaki tua itu yang ditutupi berbagai tato yang bersinar liar. Namun, kereta perang pembunuh dewa itu sangat kuat sehingga lelaki tua itu terdorong mundur sejauh seribu kaki.

Mata lelaki tua itu menjadi merah saat ia meraung. Tato-tato itu berpindah dari tiga inci dari tubuhnya menjadi lima inci. Roh binatang itu meraung sementara ia didorong mundur perlahan-lahan. Mata lelaki tua itu menjadi semakin merah saat dia hendak mendorong roh binatang itu menjauh.

Namun, Wang Lin mencibir. Dia mengeluarkan pedang surgawi dan mengayunkannya ke arah lelaki tua itu. Selagi dia masih ada, aku menginginkan nyawanya.

Wang Lin sudah sangat terbiasa melakukan hal semacam ini. Saat pedangnya diayunkan ke bawah, seberkas cahaya hitam melesat keluar. Energi pedang tiba-tiba muncul di hadapan lelaki tua itu.

Binatang itu menggoyangkan tubuhnya dan melepas diri dari cahaya hijau sebelum menghilang ke dalam kehampaan. Wang Lin segera menyadari bahwa saat tato itu muncul, benih yang tumbuh di jiwa asalnya tiba-tiba mulai berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan. Wang Lin tidak ragu untuk kembali ke kompas bintang dan segera terbang menjauh.

Roh binatang itu muncul kembali di samping kereta perang. Kali ini, roh itu tidak mencoba melahap Wang Lin, tetapi menghilang dengan lemah ke dalam kereta perang. Orang tua itu melihat Wang Lin menghilang. Dia tidak mengejar Wang Lin, tetapi melihat ke dadanya. Di dadanya ada tiga luka yang cukup dalam untuk memperlihatkan tulang-tulangnya. Ketiga luka itu dibuat oleh pedang surgawi.

Niat membunuh di mata Wang Lin semakin kuat. Dia menarik napas dalam-dalam, membungkuk pada tato, dan tato itu perlahan menyusut serta kembali ke tubuhnya. Gelang tulang itu diam-diam muncul kembali di pergelangan tangannya. Orang tua itu berdiri dan terus mengejar Wang Lin.

Di atas kompas bintang, Wang Lin memejamkan matanya. Di kepalanya, ada tanaman yang akarnya perlahan-lahan tumbuh. Tanaman itu telah melewati wajahnya, mencapai lehernya, dan masih terus menyebar.

Gelombang raungan keluar dari mata Wang Lin. Dia tiba-tiba membuka matanya yang sedikit gila, tetapi kemudian dengan cepat menutupnya kembali, memperlihatkan ekspresi berjuang. Ia menghadapi rasa sakit yang luar biasa, tetapi meskipun demikian, ia mampu menjaga sebagian pikirannya tetap tenang untuk mengendalikan kompas bintang dan melanjutkan pelariannya.

Tanaman di dahi Wang Lin tumbuh dengan cepat dan menutupi tubuhnya. Bahkan, ada garis-garis hitam di punggung tangannya, membentuk berbagai tato. Tato-tato ini tampaknya telah mengakar di dalam daging Wang Lin dan perlahan menyebar. Rasa sakit yang ditunjukkan di wajahnya semakin parah.

Tiba-tiba, dia membuka mata dan membentuk segel. Setelah sekian lama, meskipun matanya masih merah menyala, ada sedikit kejelasan. Namun, gambar tato secara misterius muncul dan menghilang di matanya.

Tato ini benar-benar terlalu mengerikan. Wang Lin tampak sangat muram saat melihat garis-garis hitam di punggung tangannya. Tato ini sepertinya memiliki kehidupan.

"Aku hanya bisa menahannya untuk sementara," pikir Wang Lin.

Dia merenung dan menstabilkan energi spiritualnya. Setelah itu, ia menyentuh kereta perang. Kereta itu berubah kembali menjadi gelang dan mendarat di pergelangan tangannya.

Setelah menghabiskan batu roh kualitas terbaik untuk melawan hisapan dari gelang itu, dia dengan dingin menatap kekosongan di belakangnya. Jika saja kecepatan kompas bintang tidak berada di luar jangkauan imajinasi lelaki tua itu, dia pasti sudah tertangkap.

Wang Lin mengumpat. Hantu tua itu tidak akan menyerah. Wang Lin telah berlari selama lebih dari sebulan sekarang. Ia merasakan hal yang sama seperti saat dia dikejar seperti buronan selama masa-masa pendirian yayasannya. Matanya berbinar dan ia mengendalikan kompas bintang untuk terus terbang.

Setelah memutuskan untuk terlibat dalam perang atrisi, Wang Lin mulai sangat berhati-hati dengan setiap pil yang diminumnya. Ia tidak ingin menyia-nyiakan energi spiritual dalam pil tersebut.

Sementara itu, orang tua itu terus mengejar. Semakin ia mengejar, semakin ia terkejut bahwa junior di depannya bisa terus terbang dengan kecepatan seperti ini selama ini. Seorang junior yang mampu mengendalikan harta karun selama ini sembari memiliki benih tato di dalam dirinya sangatlah langka.

"Orang ini pastilah murid dari sekte besar di sana. Mungkin juga murid Shuzaku," gumam lelaki tua itu. "Aku harus menyempurnakannya menjadi boneka tatoku. Lalu saat aku mengirimnya kembali ke atas, itu akan memberikan efek yang hebat."

Klan Abadi Terabaikan tidak dapat melewati lantai pertama karena segel Shuzaku. Satu-satunya yang dapat pergi adalah boneka tato. Itulah sebabnya Klan Abadi Terabaikan mengambil mayat para kultivator yang telah meninggal.

Jika tidak, lautan iblis dan semua negara di sekitarnya akan dihancurkan oleh Klan Abadi Terabaikan. Anggota klan juga tidak perlu bertarung satu sama lain untuk binatang buas.

Mata lelaki tua itu memancarkan cahaya misterius saat dia terus mengejar.

"Junior ini pasti punya banyak pil," pikirnya. "Tapi tidak peduli berapa banyak yang dimilikinya, dia akan kehabisan. Saat dia kehabisan, aku akan memurnikannya menjadi boneka!"

Kekosongan ini sangat besar. Wang Lin telah terbang dalam garis lurus selama lebih dari sebulan dan masih belum melihat ujungnya. Sekarang, tempat itu tampak persis sama seperti saat ia masuk, benar-benar gelap tanpa ada makhluk hidup maupun benda mati.

To be continue ke episode 80 ya gaes, tunggu rilis tayangnya depan depan di hari yang sama, yakni di hari minggu malam. Sekian dan terimakasih atas kunjungan-nya dan wassalam...!!